Kerusuhan Nepal Memuncak, Pemerintahan Kolaps dan Gen Z Turun ke Jalan
![]() |
Sumber: bbc.com |
Jejaknesia.com - Suara perlawanan Gen Z yang memulai sebagai demonstrasi damai berubah menjadi panggung tragedi dan kekerasan tak terduga. Apa yang sebenarnya terjadi di Nepal? Mari kita mengurai fakta, menyelami kronologinya, dan mencari makna di balik badai politik ini.
Latar Belakang dan Titik Pemicu
Pada awal September 2025, Nepal memasuki fase krisis politik serius. Demonstrasi yang dipicu oleh kemarahan terhadap kebijakan pemerintah dan tuduhan korupsi meluas ke seluruh negeri.
Gedung DPR Dibakar, Menteri Disasar
Pada Selasa, 9 September 2025, unjuk rasa berubah menjadi kerusuhan. Massa membakar ban, melempar batu, dan menyerang berbagai simbol kekuasaan—termasuk gedung DPR dan rumah-rumah pejabat. Tak cuma itu, beberapa menteri menjadi sasaran langsung massa. Mereka diserbu, dipukuli, ditendang, bahkan terpaksa dievakuasi melalui helikopter militer. Perdana Menteri Khadga Prasad Sharma Oli kemudian mengumumkan pengunduran dirinya, namun kemarahan publik tetap tak surut.
Ketegangan dan Kekerasan Menggila
Kekerasan makin escalated ketika aparat menembaki demonstran—korban tewas tercatat hampir 22 orang, dan ratusan lainnya luka-luka. Beberapa saksi menyebut rumah-rumah politikus ikut jadi sasaran pembakaran.
Tuduhan Pemerkosaan dan Kekejaman Aparat
Dalam video viral, influencer Nepal menyuarakan tuduhan mengerikan: perempuan dan anak perempuan diperkosa di rumah mereka sendiri hanya karena ikut demonstrasi damai. Bahkan, beberapa korban terluka adalah siswa berseragam sekolah—anak di bawah umur yang menjadi korban luka tembak dan kekerasan aparat.
Chaos yang Tidak Bisa Diabaikan: Situasi Nepal saat ini jauh dari sekadar unjuk rasa—ia adalah gemuruh perubahan yang gagal dikendalikan. Ketegasan apel kekuasaan telah berubah menjadi retakan sistem yang berbahaya.
Generasi yang Terpinggirkan: Gen Z turun ke jalan bukan hanya karena frustrasi, melainkan sebagai simbol harapan dan penolakan terhadap ketidakadilan. Tindakan represif yang ditempuh pemerintah malah memperbesar jurang ketidakpercayaan rakyat.
Hak Asasi dan Perempuan dalam Baru Paradigma: Tuduhan pemerkosaan terhadap perempuan oleh aparat membuka luka mendalam—bahwa dalam konflik politik, perempuan menjadi target kekerasan struktural. Ini bukan sekadar kriminalitas; ini isu HAM yang menyentuh nilai-nilai dasar kemanusiaan.
Implikasi Global dan Masa Depan Nepal
Di panggung internasional, kerusuhan semacam ini memicu reaksi—dalam bentuk kritik terhadap negara-negara yang melakukan represi, hingga campur tangan organisasi HAM. Nepal kini di persimpangan: antara meredefinisi sistem politiknya atau semakin dalam terjerumus ke dalam kekacauan.
Kerusuhan di Nepal adalah cerminan kegagalan sistem, tetapi juga panggilan untuk reformasi mendasar. Sekarang, bukan saatnya menyemat stigma, melainkan mengundang dialog, keadilan, dan rekonsiliasi. Negara yang tengah kolaps ini menuntut tindakan politik dan kemanusiaan yang sinergis—yang menempatkan warga, khususnya yang rentan, sebagai pusat perhatian. Hanya dengan demikian, harapan akan harmoni sosial bisa dipulihkan dan Nepal bergerak menuju stabilitas yang berlandaskan demokrasi dan perlindungan hak asasi manusia.
Referensi
- Detik.com
- cnbcindonesia.com
- SINDOnews.com
Posting Komentar