Bookmark
All Settings
Tema
Jenis Font
Font Size
Setting default resizer adalah 1 atau 1.0
Text to Speech
Setting default Speed dan Pitch adalah 1 atau 1.0
Setting Default
Tindakan ini dapat menghapus seluruh data pengaturan, tema, text to speech, jenis font, bookmark bahkan histori penelusuran
Chat WhatsApp

Prabowo Tegaskan RI Siap Kirim Pasukan dan Akui Palestina dalam Pidato PBB

Presiden Prabowo Subianto menyatakan Indonesia siap kirim pasukan perdamaian ke Gaza dan mendesak pengakuan Palestina.
Prabowo Tegaskan RI Siap Kirim Pasukan dan Akui Palestina dalam Pidato PBB
Sumber: doc. Instagram Prabowo Subianto

Jejaknesia.com - Pada hari yang ditunggu-tunggu, di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, Presiden Prabowo Subianto menatap dunia dengan pidato yang memukau — bukan hanya sebagai pemimpin Indonesia, tetapi sebagai suara kolektif Global South yang menuntut keadilan.

KTT Tingkat Tinggi tentang Palestina dan Solusi Dua Negara, bagian dari rangkaian Sidang Umum PBB ke-80, menjadi panggung di mana Prabowo menyampaikan komitmen kuat Indonesia untuk perdamaian dan hak asasi manusia. Ia berdiri sebagai suara yang menolak stagnasi, menginginkan aksi nyata — bukan hanya proklamasi.

Kesiapan Kirim Pasukan Perdamaian ke Gaza

Pernyataan Penting

Presiden Prabowo menyatakan bahwa Indonesia siap mengerahkan pasukan perdamaian ke Gaza sebagai bagian dari misi kemanusiaan dan stabilitas. Ini bukan sekadar retorika diplomatik — melainkan komitmen nyata untuk turut serta dalam usaha meredakan konflik, di bawah mandat PBB. 

Misi & Mandat Internasional

  • Deklarasi New York, yang disahkan 12 September 2025 oleh Majelis Umum PBB, berisi tuntutan bersama agar Palestina diakui sebagai negara merdeka, panggilan gencatan senjata, pelucutan senjata, dan akses kemanusiaan ke Gaza terbuka seluas-luasnya.
  • Salah satu usul kuat dalam Deklarasi itu adalah pembentukan misi internasional di bawah mandat Dewan Keamanan PBB, dengan tujuan memulihkan stabilitas dan keamanan di Gaza. Indonesia menawarkan diri untuk menjadi bagian dari upaya tersebut.

Mendesak Pengakuan Palestina & Solusi Dua Negara

Kenapa Sekarang Harus Dilakukan

Dalam pidatonya, Prabowo menekankan bahwa pengakuan Palestina sebagai negara merdeka dan berdaulat bukan hanya tindakan moral tapi juga langkah yang berada di sisi yang "benar dalam sejarah". Ia mengatakan:

“Siapa pun yang luput untuk bertindak, ingat, sejarah tidak tinggal diam! Kita harus mengakui Palestina sekarang! Kita harus setop bencana kemanusiaan di Gaza! Kita harus menghentikan perang, dan itu harus jadi tujuan utama kita! Kita harus mengatasi rasa benci, ketakutan, dan rasa curiga. Kita harus wujudkan perdamaian.”

Reaksi & Dukungan Internasional

Prabowo memuji langkah-langkah bersejarah dari sejumlah negara seperti Prancis, Inggris, Kanada, Australia, Portugal, dan lainnya yang telah secara resmi mengakui Palestina. Menurutnya, pengakuan ini bukan hanya simbol, tetapi titik balik untuk membuka pintu perdamaian yang nyata.

Urutan Pidato & Signifikansi Diplomatik

Posisi dalam Forum PBB

Di KTT ini, Prabowo tampil berbicara urutan kelima — setelah Raja Yordania, Presiden Turki, Presiden Brasil, dan Presiden Portugal. Urutan ini bukan kebetulan; menandakan betapa dunia memperhatikan suara Indonesia dalam isu Palestina-Israel.

Global South & Reformasi Tata Kelola Dunia

Indonesia, melalui Prabowo, ingin menyuarakan bahwa forum internasional seperti PBB harus lebih adil dan inklusif. Indonesia menolak posisi sebagai penonton; Indonesia memilih untuk terlibat aktif, memberikan solusi.

Implikasi Kemanusiaan & Politik

Risiko vs Peluang

Keterlibatan pasukan perdamaian membawa risiko besar, terutama dalam situasi konflik aktif seperti Gaza: keamanan personel, kepastian mandat, serta koordinasi dengan PBB dan negara-negara terkait.

Namun di sisi lain, peluangnya juga besar: Indonesia mendapat reputasi sebagai negara yang mengambil peran substansial dalam diplomasi kemanusiaan. Ini dapat memperkuat posisi diplomasi luar negeri RI, memberi suara lebih lantang di forum internasional, dan mempertegas komitmen terhadap hak asasi manusia.

Konsistensi Kebijakan Luar Negeri RI

Langkah ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya mengeluarkan kecaman, tapi bersedia melakukan tindakan nyata — bukan hanya dalam kata-kata. Ini adalah lanjutan dari komitmen yang sudah sering dinyatakan: pengakuan terhadap Palestina, seruan menghentikan perang, dan membuka akses bantuan kemanusiaan.

Sebagai pengamat, saya melihat pidato Presiden Prabowo ini sebagai momen penting dalam sejarah diplomasi Indonesia modern. Ada ketegasan yang perlu di apresiasi, yakni kesiapan untuk mengambil risiko nyata demi perdamaian. Namun, saya juga tidak bisa meniadakan keraguan:

  1. Apakah mandat dari PBB akan memadai dan jelas agar pasukan Indonesia aman dan efektif?
  2. Sejauh mana negara-negara lain — terutama pihak yang terlibat dalam konflik — merespons tawaran Indonesia dalam bentuk dukungan atau hambatan?
  3. Bagaimana Indonesia menyeimbangkan aspirasi domestik dan kepentingan luar negeri, terutama jika konflik terus bereskalasi atau jika ada tekanan dari sekutu internasional yang memiliki sudut pandang berbeda?

Namun demikian, harapan tetap ada. Apabila langkah ini dikelola dengan bijak, transparan, dan penuh tanggung jawab, maka Indonesia dapat memperkokoh diri sebagai aktor perdamaian global, bukan hanya retoris tetapi operasional nyata.

Pidato Prabowo di KTT PBB bukan sekadar seruan — ia adalah deklarasi bahwa Indonesia siap ikut turun ke lapangan, bukan hanya di balik meja. Kesiapan mengirim pasukan perdamaian, seruan pengakuan Palestina sekarang juga, dukungan solusi dua negara, serta panggilan moral kepada komunitas internasional menunjukkan bahwa Indonesia ingin menjadi bagian dari solusi, bukan saksi pasif.

Meskipun tantangan akan banyak: keamanan tugas perdamaian, persetujuan PBB, koordinasi internasional, semua itu harus ditanggapi dengan strategi matang. Namun, momentum sudah tercipta — dan momentum seperti ini harus diterjemahkan dalam tindakan konkret.

Sejarah menunggu. Di tengah tangisan dan reruntuhan di Gaza, harapan baru muncul dari Jakarta. Bukan hanya dalam bentuk pidato yang menggugah, tapi dalam tawaran nyata: ikut menjaga perdamaian, mengakui yang dirampas, menghentikan yang menyiksa, dan memberi ruang bagi masa depan yang manusiawi.

Apabila dunia mendengar, dan apabila Indonesia tidak mundur, maka langkah ini bisa jadi warisan yang nyata — bahwa suatu bangsa kecil di kawasan tropis ini, dengan keberanian moral dan tanggung jawab global, memilih untuk berdiri untuk perdamaian.

Referensi

  • CNBC Indonesia.
  • Antara News.
  • Detik.com.